Thursday, March 19, 2015

MAKANAN KHAS VIETNAM


Pho
















Salah satu makanan khas Vietnam yang terkenal adalah Pho (dibaca: Feu). Makanan sejenis mie dari tepung beras ini diolah dengan kuah berkaldu dengan irisan daging dan sayuran diatasnya. Jenis-jenis kuah kaldu yang tersedia antara lain sapi, ayam, babi dan seafood. Orang Vietnam sangat menyukai daun mint, hampir disetiap masakan daun mint selalu diikutsertakan. Pho berkuah kaldu yang gurih menjadi segar dengan paduan daun selada, kol, tauge dan mint.

Di kota Ho Chi Minh ada satu tempat yang sangat terkenal untuk menikmati Pho. Tempat ini merupakan salah satu dari  307 hal yang wajib dilakukan oleh wisatawan saat berada di Ho Chi Minh versi Lonely Planet. Restaurant Pho 2000 menjadi terkenal namanya karena pernah disinggahi oleh Presiden Bill Clinton saat berkunjung ke Ho Chi Minh. Jika beruntung, anda bisa mendapatkan meja dimana Bill Clinton duduk untuk menikmati Pho. Restaurant ini terletak disamping Ben Thanh market, tempat yang terkenal untuk belanja oleh-oleh Vietnam.

Banh Mi












Pengaruh Perancis selain terlihat dari gaya bangunan yang Eropa neo-klasik juga ikut mempengaruhi kuliner Vietnam. Banh Mi adalah sejenis roti sandwich ala Vietnam atau biasa disebut juga Vietnamese Sandwich. Terbuat dari roti keras sejenis roti baquette yang didalamnya dioleskan mentega, kornet, disisipkan sayuran (daun mint sudah pasti ada) dan suiran daging ayam. Selain suiran daging ayam, ada juga banh mi yang berisi irisan daging babi. Banh mi dapat ditemukan dipinggir jalan dekat pasar Ben Thanh. Roti ini cocok untuk sarapan pagi ataupun ngemil di sore hari. Sebuah banh mi dihargai 20,000vnd. Maaf saking enaknya banh mi ini, saya selalu khilaf untuk mengambil gambarnya sebelum dinikmati. Jadi saya ambil gambarnya saja ya dari internet sebagai gambaran.

Coconut Prawn

Bisa anda temukan di seputaran Ben Thanh market. Biasanya mereka buka malam hari. Semacam seafood kaki lima begitu. Udang segar yang ukurannya besar-besar dijejerkan mengelilingi kelapa yang sudah dibuka bagian atasnya. Sementara itu bagian bawah kelapa diberi parafin untuk membakar kelapa lengkap dengan air didalamnya dan jejeran udang yang berubah warna menjadi oranye saat matang. Setelah udang matang, pramusaji dengan cekatan mengupas kulit udang dan menceburkan udang-udang tersebut kedalam air kelapa yang sudah panas. Rasanya? hmmmm.... gurih dan segar. Jangan khawatir, disana higenitas terjaga dengan baik meskipun makan di kaki lima. Pramusajinya melengkapi tangan mereka dengan sarung plastik jadi terjaminlah kebersihan sang udang saat dilucuti dari kulitnya.

Vietnamese Spring Roll













Ini makanan saya favorit nomor 2 setelah Banh Mi. Bentuknya seperti lumpia basah yang isinya bisa beraneka macam. Spring roll ala Vietnam ini uniknya dibungkus dengan kertas khusus yang disebut "Rice Paper". Disetiap variasi isi spring roll, daun mint selalu eksis. Saya paling suka spring roll veggie alias sayuran.Ada juga yang diisi dengan udang, pork atau ayam. Tapi saya lebih suka yang pure sayur mayur. Biar langsing ala gadis Vietnam hihihihii *ngarepyanggakmungkin*. Sebagai kawan pendamping, spring roll dimakan dengan saus tamarind yang rasanya asem manis aduhai, pokoknya bikin nagih deh rasanya. Daaaann...seperti biasa, apa-apa yang jadi makanan favorit selalu khilaf untuk diabadikan. Menyaksikan langsung cara pembuatan spring roll dari awal hingga akhir sudah bikin air liur saya naik turun gak tahan. Ritual dimulai dengan membasahi selembar rice paper kemudian dengan cekatan pramusaji menata aneka sayuran dan dalam hitungan detik saja tarraaaa... sepotong spring roll siap dinikmati. Nah, mana sempet foto dulu, wong dari awal aja udah gak tahan liatnya hahahahaa....Tapi tenaaangg...saya berhasil mendapatkan gambar yang pas dengan spring roll kesukaan saya meskipun ada isi udangnya. Oya pesen penting nih, spring roll lebih enak yang basah daripada yang digoreng. Lebih fresh rasanya.

Elephant Fish


















Menu ini saya cicipi sewaktu ambil paket tur sungai mekong. Waktu pertama kali ditawari menu ini, gak kebayang seperti apa bentuknya ikan sebesar gajahkah atau ikan yang badannya berbentuk gajah mini? daripada mati penasaran (oke, ini agak lebay dikit), akhirnya diputuskan untuk mencoba pesan saja. Saat menu dihidangkan, oalaaahhh ini sih kalo di Indonesia namanya gurame goreng kering masbro. Tetapi setelah saya perhatikan baik-baik, sepertinya ini jenis ikan yang tidak umum karena sisiknya besar-besar sekali. Bisa dilihat penampakan sisiknya setelah digoreng kering sebagian berjatuhan dan sebagian lagi masih menempel pada tubuh ikannya. Rasanya gurih tapi agak-agak bau tanah karena ini ikan yang hidup di sungai Mekong. Saus tamarind kembali menjadi kawan pendamping setia si menu yang punya nama bombastis ini.

No comments:

Post a Comment