Zat pengawet ditambahkan ke dalam
makanan utnuk mencegah atau menghambat kerusakan makanan yang disebabkan oleh
mikroorganisme (bakteri atau jamur). Terdapat dua jenis pengawet, yaitu
pengawet alami dan pengawet buatan.
A. Pengawet Alami
1. Garam dan Gula
Garam digunakan untuk mengawetkan
ikan dan daging, sedangkan gula dugunakan utnuk mengawetkan buah. Jika
mikroorganisme kontak dengan larutan garam atau gula yang pekat, maka air akan
mengalir dari mikroorganisme ke larutan melalui membran selnya. Akibatnya, mikroorganisme
mengalami dehidrasi dan mati sehingga makanan tidak busuk. Namun, penggunaan
garam atau gula menyebabkan makanan berasa terlalu asin atau manis.
2. Cuka
Kondisi sangat asam tidak
memungkinkan bagi mikroorganisme untuk hidup, cuka digunakan untuk membuat
sekaligus mengawetkan acar.
B. Pengawet Buatan
1. Asam benzoat dan Natrium
benzoat, utnuk minuman ringan, kecap dan saus.
2. Asam propionat, kalium
propionat, dan natrium propionat, utnuk keju dan roti.
3. Natrium nitrit, utnuk daging
olahan dan kornet kalengan.
4. Asam sorbat, kalium sorbat,
dan kalsium sorbat, untuk keju, sari buah, roti, dan acar.
5. Natrium nitrat, untuk daging
dan olahan keju.
Pengawet buatan tidak akan
mengubah rasa suatu bahan makanan, tetapi penggunaanya harus dikontrol karena
penggunaannya harus dikontrol karena penggunaan pengawet yang berlebihan dapat
mengakibatkan kanker, gangguan saraf, dan alergi. Bahan pengawet buatan relatif
mahal sehingga ada orang yang tidak bertanggung jawab mengganti bahan pengawet
makanan dengan bahan pengawet mayat yaitu boraks dan formalin yang dapat memicu
timbulnya kanker.
No comments:
Post a Comment