1.
Berdasarkan jenis wacana dapat ditinjau dari media yang digunakan atau tertulis
tidaknya :
a. Wacana
Lisan
wacana
yang disampaikan dengan media lisan, secara lisan.
b. Wacana
tulis
wacana
yang disampaikan secara tertulis, melalui media tulis.
2.
Berdasarkan sifatnya
a. Wacana
transaksional (jika yang dipentingkan isi komunikatif)
Contoh :
Pidato, Ceramah, Makalah, Cerita, Tesis.
b. Wacana interaksional
(jika merupakan komunikasi timbal balik )
Contoh :
Percakapan, Debat, Diskusi, Surat-menyurat.
3.
Berdasarkan langsung atau tidak langsungnya (Kridalaksana 1984 : 208)
a. Wacana
langsung : Kutipan wacana yang sebenarnya dibatasi oleh intonasi atau
pungtuasi.
b. Wacana
tidak langsung : Pengungkapan kembali wacana tanpa mengutip harfiah kata-kata
yang dipakai oleh pembicara dengan mempergunakan konstruksi gramatikal atau
kata tertentu, antara lain dengan klausa subordinatif, bahwa.
4. Wacana
prosa, puisi, dan drama
a. Wacana
Prosa : Wacana yang disampaikan dalam bentuk prosa. Wacana prosa ini dapat
tertulis atau lisan, langsung atau tidak langsung.
b. Wacana
puisi : Wacana yang disampaikan dalam bentuk puisi baik secra lisan maupun
tulis.
c. Wacana
Drama : Wacana yang disampaikan dalam bentuk drama, dalam bentuk dialog
tertulis maupun lisan.
5. Dari
segi Penutur (Jumlah Penutur)
a. Wacana
monolog
Wacana
yang melibatkan seorang penutur. Dalam wacana monolog hanya terdapat peran
tunggal pada diri pelaksana wacana, yaitu peran penyapa (speaker) dan pesapa
(addresse), tanpa ada pergantian dari peran satu ke yang lain.
Contoh :
Pidato kenegaraan presiden, Pengumuman resmi pemerintah, dan Ceramah-ceramah
tidak diikuti diskusi.
b. Wacana dialog
Wacana
dialog melibatkan dua orang penutur, yang secara pergantian atau bergiliran
bisa berperan ganda, yaitu sebagai penyapa dan sebagai pesapa.
c. Wacana
polilog
Wacana
yang melibatkan pelaku wacana lebih dari dua orang. Dalam wacana polilog ini
juga terjadi pertukaran informasi karena setiap pelaku pada wacana ini memiliki
peran ganda secara bergantian.
6.
Berdasarkan cara pemaparannya
a. Wacana
naratif
Rangkaian
tuturan yang menceritakan atau menyajikan melalui penonjolan tokoh pelaku dengan
maksud memperluaspengetahuan pesapa. Kekuatan wacan ini terletak pada urutan
cerita berdasarkan waktu dan cara-cara berceritayang diatur melalui plot.
b. Wacana
prosedural
Rangkaian
tuturan yang melukiskan sesuatu secara beruntun yang tidak boleh dibolak-balik
unsurnya, karena urgensi unsur yang lebih dahulu menjadi landasan unsur
berikutnya.
c. Wacana
hotatori
Tuturan
yang isinya bersifat ajakan atau nasihat. Kadang-kadang tuturan itu bersifat
memperkuat keputusan agar lebih meyakinkan. Sedangkan tokoh penting didalamnya
adalah orang kedua (pesapa).
d. Wacana
ekspositori
Rangkaian
tuturan yang bersifat memaparkan suatu pokok pikiran dengan cara menyampaikan
uraian bagian-bagian taua detailnya. Tujuan pokoknya adalah tercapainya tingkat
pemahaman akan sesuatu itu supaya lebih jelas, mendalam, dan luas.
Kadang-kadang wacana ini berbentuk ilustrasi, contoh, perbandingan, uraian
secara kronologis.
e. Wacana
deskripsi
Rangkaian
tuturan yang memaparkan sesuatu atau melukiskan sesuatu, baik berdasarkan
pengalaman maupun pengetahuan penuturnya. Tujuan yang ingin dicapai oleh wacana
deskripsi adalah tercapainya penghayatan yang agak imajinatif terhadap sesuatu,
sehingga pesapa merasakan seolah-olah ia sendiri mengalami atau mengetahuinya
secara langsung.
No comments:
Post a Comment