1. Faktor-faktor Kerja Sama Antar Wilayah/Antar Negara
Peradaban dunia yang terus berkembang telah memberikan
dampak besar terhadap kehidupan manusia. kebutuhan manusia sebelumnya yang
terbatas pada pemenuhan kebutuhan pokok pangan, snadang, dan papan. Akan
tetapi, kini kebutuhan tersebut semakin kompleks dan menjadi tidak terbatas.
Orang berlomba-lomba menemukan teknologi baru untuk dapat memenuh kebutuhan
yang terus meningkat. Setiap negara berusaha untuk memenuhi kebutuhan sendiri
serta meningkatkan taraf hidup masyarakat. Hingga saat ini pun belum ada negara
di dunia yang mempu menjadi negara autarki, yaitu negara yang mampu
negara yang dapat memenuhi kebutuhan negara nya sendiri tanpa memerlukan
bantuan negara lain., baik dalam bidang pemerintahan maupun bidang ekonomi.
Amerika Serikat yang merupakan negara adikuasa dengan perekonomian yang sangat
kuat, belum mampu memenuhi kebutuhannya secara keseluruhan, sehingga masih
memerlukan kerja sama antar negara maupun antar wilayah tidak akan pernah hilang
bahkan terus meningkat. Kerja sama tersebut tidak hanya terbatas pada
bidang ekonomi, tetapi telah meliputi semua aspek, seperti bidang ilmu dan
teknologi, sosial budaya, politik pertahanan, keamanan, dsb. Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya kerjasama internasional dapat disebabkan oleh adanya
perbedaan dan persamaan antarnegara. Berikut penjelasannya.
·
Kerja sama akibat adanya perbedaan
1) Perbedaan sumber
daya alam
Tidak semua negara di dunia memiliki sumber daya
alam yang sama jenis dan banyaknya. Ada negara-negara yang memiliki sumber daya
alam tertentu dengan jumlah yang melimpah, sedangkan ada pula yang miskin
bahakan sama sekali tidak memiliki sumber daya alam. Sebagai contoh, negara
Arab memiliki sumber daya alam berupa minyak bumi yang melimpah, sedangkan
negara-negara Eropa, Jepang dan beberapa negara lain miskin akan minyak bumi.
Dengan demikian, negara-negara yang miskin akan minyak bumi akan melakukan
kerja sama dengan negara-negara yang kaya minyak bumi.
2) Perbedaan iklim
dan kesuburan tanah
Perbedaan iklim dan kesuburan tanah antara satu negara dengan negara lain
akan menyebabkan perbedaan jenis tanaman/hasil pertanian. Sebagai contoh,
negara Indonesia dan negara-negara lain yang beriklim tropis dengan curah hujan
yang tinggi serta lahan yang subur, cocok untuk jenis tanaman karet, kelapa,
kopi, teh, dll. Negara-negara Eropa yang beriklim sedang tidak cocok untuk
tanaman tersebut, sehingga mereka harus mengimpor hasil pertanian tersebut dari
negar-negara beriklim tropis.
3) Perbedaan
ideologi
Perbedaan idelogi antar suatu wilayah atau negara
dengan negara lain dapat menjadi pemicu konflik internasional. Untuk
meredakannya, antara negara-negara yang berbeda ideologi tersebut perlu
dilakukan kerja sama, sehingga tidak memperbesar konflik yang ada. Sebagai
contoh, negara bekas Uni Soviet dan sekutu-sekutunya yang berideologi komunis
memerlukan kerja sama dalam bidang politik dengan negara-negara blok barat yang
berideologi liberal. Hal ini dilakukan agar masalah-maslah yang dapat menimbulkan
ketegangan internasional dapat diselesaikan di meja perundingan.
4) Perbedaan ilmu
dan teknologi
Kemampuan dalam penguasaan ilmu dan teknologi
serta ketrampilan antara satu bangsa/negara lain tidak sama. Negara-negara maju
seperti Erop Barat, Amerika Serikat, Jepang, dan beberapa negara lain memiliki
kemampuan yang tinggi dalam penguasaan ilmu dan teknologi maupun ketrampilan,
dibandingkan dengan negara-negara berkembang seperti Afrika dan sebagian besar
Asia. Negara-negara maju mampu memproduksi berbagai jenis hasil industri yang
juga sangat diperlukan oleh negara-negara berkembang. Untuk itun diadakan kerja
sama antara negar-negara maju sebagai produsen dan negara-negara berkembang
sebagai konsumen. Sebab, negar-negara produsen pun memerlukan pasaran bagi
industrinya.
·
Kerja sama akibat adanya persamaan
1) Kesamaan sumber
daya alam
Kesamaan sumber daya alam antara beberapa negara
dapat melahirkan suatu kerja sama, terutama yang berkaitan dalam masalah
ekonomi. Sebagai contoh, beberapa negar pengekspor minyak bumi membentuk suatu
kerja sama dalam organisasi OPEC.
2) Kesamaan
ideologi
Negara-negara yang mempunyai persamaan ideologi,
membentuk suatu kerja sama di antara mereka untuk melindungi kepentingan
ideologi dan negara-negara anggotanya terhadap pengaruh dan ancaman ideologi
lain. Sebagai contoh, negara-negara Barat yang berideologi liberal membentuk
suatu kerja sama melalui Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang dikomandoi
oleh Amerika Serikat untuk membendung pengaruh ideologi komunis. Sebaliknya,
negara-negara komunis membentuk pula suatu kerja sama dalam organisasi Pakta
Warsawa yang dipimpin oleh Uni Soviet untuk memebendung pengaruh negara-negara
Barat. Pakta Warsawa telah bubar sejalan dengan bubarnya negara Uni Soviet.
Negara-negara yang tidak masuk ke dalam kedua blok tersebut, membentuk pula
suatu kerja sama dalam organisasi Gerakan Non-Blok (GNB).
3) Kesamaan keadaan
wilayah
Negara-negara yang terletak pada suatu wilayah
atau kawasan sering mengadakan kerja sama untuk kepentingan wilayah dari
masing-masing anggotanya. Sebagai contoh, negara yang terletak di Asia Tenggara
membentuk suatu kerja sama melalui organisasi ASEAN untuk meningkatkan rasa
persatuan dan kesatuan, saling bantu dan bekerja sama dalam bidang ekonomi
serta meningkatkan perdamaian dan stabilitas masing-masing negara Asia
Tenggara.
2. Bentuk Kerja Sama
Internasional dalam Bidang Ekonomi, Sosial, Budaya dan Pertahanan.
Kerja sama internasional dalam
berbagai bidang telah melahirkan bermacam-macam organisasi atau lembaga
internasional, baik yang berada di bawah naungan PBB maupun dari luar PBB.
Organisasi atau lembaga internasional yang terbentuk mengkhususkan diri dalam
berbagai bidang kegiatan, seperti bidang ekonomi, sosial-budaya, pertahanan,
dsb.
3. Dampak Kerja Sama
Antar Negara Terhadap Perekonomian Indonesia
·
Terpenuhinya kebutuhan barang dan jasa
Perdagangan merupakan wujud nyata kerja
sama internasional dalam bidang ekonomi, terutama yang berkaitan dengan ekspor
impor. Barang dan jasa yang diperlukan oleh suatu negara dapat terpenuhi dengan
melakukan ekspor dan impor. Sebaliknya, surplus barang dan jasa yang ada di
negara itu dapat pula disalurkan kepada negara lain yang membutuhkan.
·
Majunya perekonomian
Nilai ekspor yang tinggi sanagt besar pengaruhnya
terhadap kemajuan perekonomian suatu negara. Oleh sebab itu, masing-masing
negara berusaha meningkatnya ekspornya. Sebaliknya, nilai impor yang tinggi
akan mengurangi devisa yang dimiliki oleh negara itu. Hal ini merupakan suatu
kemerosotan dalam bidang ekonomi negara tersebut. Kemajuan perekonomian suatu
negara dapat terlihat dari perkembangan nilai ekspor dan impor negara tersebut,
sedangkan hubungan perekonomian antar negara akan tergambar dari besarnya
volume dan nilai ekspor impor antar negara.
·
Menyerap jumlah tenaga Indonesia
Mengingat aneka ragam kegiatan antar
negara, negara lain dapat menyerap tenaga kerja Indonesia, baik tenaga kerja
profesional maupun tenaga terampil sehingga mengurangi pengangguran.
·
Banyaknya wisatawan yang datang ke Indonesia akan menambah devisa negara.
· Negara kita tidak harus selalu membuat sendiri dalam usaha mencukupi
kebutuhan. Barang yang dibuat sendiri terkadang justru lebih mahal. Dalam hal
ini lebih baik kita mengimpor dari negara lain.
· Barang-barang yang dijual keluar negeri menyebabkan produsen akan
memperoleh pasaran yang lebih luas sehingga keuntungan yang diperoleh lebih
besar. Hal tersebut juga dapat meningkatkan ketrampilan, kecerdasan, serta
kreativitas tenaga kerja pengusaha.
· Produksi dapat dibuat secara besra-besaran sehingga dapat menekan harga
pokok untuk tiap unit produksi.
No comments:
Post a Comment