Friday, November 7, 2014

MACAM MACAM WACANA


1. Berdasarkan jenis wacana dapat ditinjau dari media yang digunakan atau tertulis tidaknya :
a. Wacana Lisan
wacana yang disampaikan dengan media lisan, secara lisan.

b. Wacana tulis
wacana yang disampaikan secara tertulis, melalui media tulis.

2. Berdasarkan sifatnya
a. Wacana transaksional (jika yang dipentingkan isi komunikatif)
Contoh : Pidato, Ceramah, Makalah, Cerita, Tesis.

b. Wacana interaksional (jika merupakan komunikasi timbal balik )
Contoh : Percakapan, Debat, Diskusi, Surat-menyurat.

3. Berdasarkan langsung atau tidak langsungnya (Kridalaksana 1984 : 208)
a. Wacana langsung : Kutipan wacana yang sebenarnya dibatasi oleh intonasi atau pungtuasi.
b. Wacana tidak langsung : Pengungkapan kembali wacana tanpa mengutip harfiah kata-kata yang dipakai oleh pembicara dengan mempergunakan konstruksi gramatikal atau kata tertentu, antara lain dengan klausa subordinatif, bahwa.


4. Wacana prosa, puisi, dan drama
a. Wacana Prosa : Wacana yang disampaikan dalam bentuk prosa. Wacana prosa ini dapat tertulis atau lisan, langsung atau tidak langsung.
b. Wacana puisi : Wacana yang disampaikan dalam bentuk puisi baik secra lisan maupun tulis.
c. Wacana Drama : Wacana yang disampaikan dalam bentuk drama, dalam bentuk dialog tertulis maupun lisan.

5. Dari segi Penutur (Jumlah Penutur)
a. Wacana monolog
Wacana yang melibatkan seorang penutur. Dalam wacana monolog hanya terdapat peran tunggal pada diri pelaksana wacana, yaitu peran penyapa (speaker) dan pesapa (addresse), tanpa ada pergantian dari peran satu ke yang lain.
Contoh : Pidato kenegaraan presiden, Pengumuman resmi pemerintah, dan Ceramah-ceramah tidak diikuti diskusi.

b. Wacana dialog
Wacana dialog melibatkan dua orang penutur, yang secara pergantian atau bergiliran bisa berperan ganda, yaitu sebagai penyapa dan sebagai pesapa.

c. Wacana polilog
Wacana yang melibatkan pelaku wacana lebih dari dua orang. Dalam wacana polilog ini juga terjadi pertukaran informasi karena setiap pelaku pada wacana ini memiliki peran ganda secara bergantian.

6. Berdasarkan cara pemaparannya
a. Wacana naratif
Rangkaian tuturan yang menceritakan atau menyajikan melalui penonjolan tokoh pelaku dengan maksud memperluaspengetahuan pesapa. Kekuatan wacan ini terletak pada urutan cerita berdasarkan waktu dan cara-cara berceritayang diatur melalui plot.

b. Wacana prosedural
Rangkaian tuturan yang melukiskan sesuatu secara beruntun yang tidak boleh dibolak-balik unsurnya, karena urgensi unsur yang lebih dahulu menjadi landasan unsur berikutnya.

c. Wacana hotatori
Tuturan yang isinya bersifat ajakan atau nasihat. Kadang-kadang tuturan itu bersifat memperkuat keputusan agar lebih meyakinkan. Sedangkan tokoh penting didalamnya adalah orang kedua (pesapa).

d. Wacana ekspositori
Rangkaian tuturan yang bersifat memaparkan suatu pokok pikiran dengan cara menyampaikan uraian bagian-bagian taua detailnya. Tujuan pokoknya adalah tercapainya tingkat pemahaman akan sesuatu itu supaya lebih jelas, mendalam, dan luas. Kadang-kadang wacana ini berbentuk ilustrasi, contoh, perbandingan, uraian secara kronologis.

e. Wacana deskripsi
Rangkaian tuturan yang memaparkan sesuatu atau melukiskan sesuatu, baik berdasarkan pengalaman maupun pengetahuan penuturnya. Tujuan yang ingin dicapai oleh wacana deskripsi adalah tercapainya penghayatan yang agak imajinatif terhadap sesuatu, sehingga pesapa merasakan seolah-olah ia sendiri mengalami atau mengetahuinya secara langsung.

No comments:

Post a Comment