Cara Penanggulangan Tanah Longsor
Masyarakat waswas jika berada di tanah yang rawan longsor.
Peran pemerintah (daerah) kembali dipertanyakan. Tanah longsor merupakan
permasalahan klasik lingkungan karena polanya yang kerap menimpa negara ini.
Berikut ini 5 cara penanggulangan tanah longsor.
1. Tanam pohon. Gerakan sejuta pohon yang dicanangkan
pemerintah harus segera direalisasikan. Jangan indah dalam kata, namun miskin
aksi nyata. Menanam pohon akan membuat tanah menjadi segar kembali. Asri dan
sejuk. Fungsinya pun akan kembali sebagai penjaga keseimbangan kehidupan
manusia, bukan perusak kehidupan manusia.
Sejatinya gerakan tanam pohon ini memang sangat bisa untuk
dijadikan sarana mencegah adanya tanah longsor bahkan tak hanya tanah longsor.
Menanam kembali hutan-hutan atau are-area yang gundul yang biasa disebut dengan
reboisasi juga dapat mencegah banjir.
Tanah yang dipenuhi dengan pohon akan tak mudah untuk
terseret oleh banjir atau tak mudah untuk runtuh atau longsor. Karena di dalam
tanah yang tertanami pohon terdapat akar pohon yang membuar tanaha tetap dapat
berdiri dengan kokoh dan tak mudah untuk koyah atau jatuh. Akar pohon yang
tertanam di dalam tanah dengan kuat inilah yang membuat struktur tanah menjadi
kuat. Ia akan menjaga tanah untuk tak mudah terseret banjit atau pun longsor.
Tentu kita banyak tahu bahwa tanah longsor atau pun banjir
banyak terjadi di tanah yang gundul atau tak ada sedikti tanaman atau pohon di
sekitarnya. Hal ini memang wajar untuk terjadi karena pada lahan yang kosong
tak ada akar tanaman yang dapat menyokong kuat keberadaan tanah tersebut.
Sehingga tanah tersebut menjadi mudah terseret air atau pun jatuh dari kedudukannya
semula.
Hal inilah yang menyebabkan tanah menjadi mudah terkena
banjir atau terkena tanag longsor. Maka untuk menghindari ini adalah dengan
menanam kembali tanah yang gundul dengan pohon-pohon yang akan tumbuh besar dan
kuat.
Nantinya, semua pohon yang telah ditanam ini akan memberikan
banyak sekali manfaat bagi kehidupan. Memang tujuan penanamannya adalah untuk
mencegah banjir dan tanah longsor namun kemudian ada banyak manfaat lain yang
dapat diperoleh.
Pohon besar yang ditanam di hutan akan menjadi penyumbang
oksigen terbesar dunia. Maka dari itu, hutan dapat disebut dengan paru-paru
dunia. Udara di dunia akan tetap penuh oksigen dan menjadi fresh dan bersih
dengan adanya kontribusi oksigen yang dihasilkan oleh pohon yang ada di hutan.
2. Tata ruang. Kebijakan makro oleh pemerintah daerah
tercermin dari pengelolaan tata wilayah. Berapa persen ruang terbuka hijau yang
dialokasikan. Apa kebijakan pemerintah mengenai pembangunan mall. Ini terpusat
pada rencana tata ruang dan wilayah. Tata ruang yang baik akan memberikan porsi
yang banyak untuk kawasan hijau.
Hal ini sangatlah berpengaruh besar terhadap peradaban
manusia. Memang manusia adalah sosok yang selalu serakah dan tak pernah puas.
Namun sejatinya, manusia memegang tugas dan amanah yang sangat besar dalam
menjaga kelestarian bumi.
Tata ruang yang tak baik dan tepat sangat berpengaruh
terhadap lingkungan. Karena pada saat ini banyak sekali hutan yang penuh dengan
pohon yang dapat digunakan untuk mencegah banjir dan tanah longosr disulap
menjadi area perumahan atau sekedar tempat pembelanjaan atau mall.
Hal ini sangat berkaitan erat dengan kebijakan pemerintah
mengenai hal ini yaitu alih fungsi hutan. Pemerintah memiliki tugas dan
wewenang yang nyata untuk menjaga keberadaan hutan. Karena memang hutan
memiliki peran yang penting dan sentral dalam menjaga kelestarian kehidupan
manusia.
Seharusnya pemerintah memberikan aturan yang jelas dan tegas
mengenai alih fungsi hutan. Daerah mana saja yang dapat diubah menjadi lahan
pemukiman atau pun perkebunan. Serta daerah mana saja yang memang dijaga untuk
tetap menjadi lahan perhutanan.
Yang menjadi dasar pertimbangan utama adalah asas menjaga
kelestarian lingkungan, bukan asas untuk memperoleh manfaat bagi kantung
sendiri. Karena memang banyak fakta yang ada membuktikan bahwa pemerintah lebih
berpihak pada bagian yang lebih menguntungkan mereka secara finansial.
Kita pun juga banyak menjumpai banyaknya hutan yang disulap
menjadi area pemukiman atau pun area perbelanjaan tanpa memperhatikan fungsi
dan peran dari apa yang telah diubah. Sehingga tak mengherankan jika hal ini
banyak menyebabkan bencana datang dengan mudah.
Termasuk banyaknya terjadi bencana banjir dan juga tanah
longsor karena memang area hutan telah banyak dialih fungsikan. Struktur tanah
menjadi lebih ringan dan tak kuat lagi untuk menopang bagian tanah itu sendiri
jika terjadi hutan. Sehingga banjir dan tanah longsor tak dapat dicegah lagi.
3. Cagar alam. Sekiranya daerah tanah tersebut memang rawan
diganggu tangan-tangan jahil, sebaiknya dijadikan cagar alam saja. Pengawasan
serius oleh pihak keamanan. Jadi, masyarakat yang membandel mau melakukan
pembalakan liar atau pembangunan rumah bisa dicegah. Model kebijakan ini
penting untuk aksi preventif. Istilahnya, sedia payung sebelum hujan. Sedia
hutan sebelum tanah longsor.
Cagar alam ini memang dimaksudkan untuk menjaga kelestarian
dari alam. Menjaga supaya memang tetap ada hutan dan pohon besar yang berdiri
kokoh di atas tanah. Karena memang inilah alat yang paling tangguh untuk
digunakan mencegah terjadinya banjir dan juga tanah longsor.
Selain untuk mencegah terjadi banjir dan tanah longsor,
manfaat lain juga dapat diperoleh dari adanya cagar alam ini. Banyak jenis
tumbuhan dan hewan yang tetap dapat hidup dengan baik di habitat asli mereka
yaitu berada di dalam hutan. Dengan ini, selain menjaga kelestarian lingkungan
juga dapat melestarikan hewan dan tumbuhan yang hidup di sekitar kita.
4. Relokasi. Kebijakan ini pasti akan menuai kontroversi
karena menyedot dana yang tidak sedikit. Namun, relokasi dapat dipertimbangkan
serius jika beban ancaman bagi masyarakat dirasa besar. Menyangkut nyawa, kita
harus zero tolerance. Relokasi berguna sekali untuk menghilangkan potensi tanah
longsor yang sudah sangat berbahaya.
Untuk strategi relokasi ini memang membutuhkan keberanian
yang kuat dari pihak pemerintah. Karena memang hal ini berhubungan dengan
birokrasi pemerintahan yang akan melkukan usaha pengangkutanmassadan pemindahan
ke tempat yang lebih baik dan jauh dari bahaya terjadinya tanak longsor.
Saat ini masih belum banyak pihak pemerintah yang berani
untuk melakukan hal ini. Juga terkadang pihak masayarakat sendiri yang justru
tak mau untuk dipindahkan. Mereka banyak beralasan bahwa mereka harus tetap
mencari nafkah. Hal ini pun juga seharusnya diperhatikan dengan lebih mendalam
oleh pemerintah. Pemerintah juga harus menjamin masalah pemenuhan nafkah ini
kepada seluruh keluarga yang akan dilakukan relokasi.
5. Early warning system. Selayaknya bencana tsunami, tanah
longsor pun mesti mempunyai early warning system. How? Jika pemerintah mau
serius, bisa menempatkan aparatur kemananan di daerah rawan tanah longsor.
Korban yang berjatuhan selama ini kerap dikaitkan kelambatan informasi yang
diterima.
Sebenarnya dengan kecanggihan teknologi yang ada pada jaman
sekarang ini, hal untuk mendeteksi dini adanya bencana bisa jadi adalah hal
yang mudah untuk dilakukan. Untuk itu hanya butuh pengoptimalan dalam
penggunaan. Dan memang jika sudah diketahui dari awal bahwa akan ada bencana
maka seluruh pihak yang terkai yaitu pihak penyelamatdan juga masyarakat
setempat haruslah dapat bekerja sama dengan baik.
Penyelamat harus dapat meyakinkan bahwa memang akan ada
bencana yang datang.s edangkan masyrakat harus menyadari bahwa ada kesempatan
bagi diri mereka untuk menyelamatkan diri. Untuk itu memang harus ada kerja saa
yang baik antara banyak pihak.
Terimakasih untuk tulisannya yang menarik. Mari cegah tanah longsor dan Bencana ALam dengan menanam pohon. Sekarang semakin menarik karena ada program revolusioner, "MENANAM POHON SEKALIGUS MENDAPATKAN MANFAAT EKONOMOMI DALAM PENANAMAN DAN KAMPANYENYA"
ReplyDeleteCari Tahu caranya di : http://www.greenwarriorindonesia.com