Review Film Brain On Fire
Film Brain On Fire adalah sebuah film yang
rilis pada tanggal 14 September 2016, film ini diangkat dari sebuah kisah nyata
milik Susannah Chahalan seorang gadis berumur 21 tahun, di usianya yang masih muda
tersebut dia seakan memiliki segalanya, pekerjaan impian sebagai jurnalis di
harian New York Post, pacar, serta
keluarga yang harmonis meskipun ayah ibunya telah berpisah. Kisahnya dituangkan
dalam sebuah buku yang berjudul Brain On
My Fire: My Months Of Madness.
Kisahnya berawal saat Susannah merasa kalau dirinya sedang
tidak enak badan, ia lalu memeriksakan dirinya ke dokter tetapi hanya
didiagnosis flu dan demam karena kelelahan, akhirnya ia tetap melanjutkan
aktivitasnya seperti biasa, akan tetapi lama kelamaan kondisinya mengganggu
konsentrasinya dalam bekerja. Ia sering berhalusinasi, kehilangan konsentrasi, dan
kebas pada tangannya. Ia mengira kebasnya tangan karena digigit oleh serangga
kasur karena ia melihat ada bercak merah seperti bekas gigitan serangga
ditangannya, namun sahabat di kantornya, Morgan, sama sekali tidak melihat
bekas apapun di tangannya.
Karena merasa kondisinya semakin memburuk, Susannah akhirnya
memeriksakan dirinya ke dokter, ia sangat kaget karena dokter tersebut
menyuruhnya untuk melakukan MRI namun dokter mengatakan hanya untuk
berjaga-jaga. Setelah hasil MRI keluar tidak ditemukan penyakit atau kelainan
lain ditubuh Susannah.
Ia sering kali mengalami mood swing seperti saat dikantor ia
tiba-tiba merasa sedih dan tiba-tiba merasa sangat senang, atasannya, Richard,
menyuruhnya pulang namun Susannah membuat kekacauan di kantor. Hingga pada
akhirnya Susannah kejang-kejang saat tidur bersama Stephen, akhirnya ia dibawa
kerumah sakit dan kedua orang tua Susannah datang, dokter mengatakan Susannah
mengalami gejala penarikan alkohol akhirnya mereka memutuskan untuk membawa
pulang Susannah kerumah ibunya, selama dirumah ibunya Susannah terus melakukan
hal-hal aneh, hingga suatu saat ia mengatakan kepada ibunya kalau ia menderita
bipolar, ibunya menganggap omongan Susannah hanya omong kosong, akhirnya ibunya
menceritakan kondisi Susannah kepada ayahnya, ayahnya juga tidak menganggap
anaknya bipolar, namun ibunya menyuruh ayahnya untuk melihat sendiri, akhirnya
Susannah tinggal bersama ayahnya, saat dirumah ayahnya pun Susannah membuat
kekacauan, ia merasa akan diculik oleh ibu tirinya dan mengamuk. Akhirnya ia
dibawa dirumah sakit.
Awalnya tim dokter mengatakan Susannah
memiliki penyakit kejiwaan, ia berkali kali didiagnosis skizofrenia dan
bipolar, Mereka merekomendasikan Susannah untuk dipindah ke rumah sakit jiwa.
Hanya kedua orangtua Susannah juga Stephen-lah yang selalu yakin kalau apa yang
dialami Susannah bukanlah masalah kejiwaan. Untungnya ada salah seorang dokter dalam tim
dokter yang merawat Susannah berpikiran sama dengan kedua orangtua Susannah.
Dokter ini membawa berkas-berkas Susannah pada dokter Souhel Najjar, seorang dokter
ahli bedah otak yang lebih memilih menjadi dosen alih-alih mengobati pasien.
Tes yang dilakukan dr. Najjar ini terbilang unik. Bukannya mengambil darah atau
MRI, dr. Najjar justru hanya meminta Susannah untuk menggambar jam. Susannah
menggambar jam dengan angka yang hanya ditulis dibagian kanan, dari hasil
gambarnya inilah akhirnya diketahui kalau apa yang dialami Susannah bukanlah
masalah kejiwaan, melainkan kerusakan otak.
Susannah didiagnosis
menderita Anti NMDA receptor
enchepalitis, atau juga biasa disebut dengan brain on fire, otak
yang terbakar. Itulah yang dialami oleh Susannah. Ini bukanlah penyakit yang
disebabkan oleh bakteri ataupun virus. Ini adalah suatu kondisi dimana antibodi
menyerang reseptor di dalam otak, sehingga akhirnya menyebabkan orang tersebut
terjebak dalam tubuhnya sendiri. Susannah merupakan orang ke 217 yang
disiagnosis terkena penyakit ini. Susannah akhirnya mendapat perawatan intensif
dan berbagai terapi, perlahan ia sudah merasa seperti dirinya kembali walaupun
harus terus melakukan pengobatan ia sangat bersyukur ia mendapatkan pengobatan
yang sesuai.
Menurut saya film ini sangat bagus, para
aktris dan aktor sangat memerankan masing-masing tokoh dengan baik, terutama
pemeran Susannah yaitu Chloe saya sangat suka dengan bagaimana ia
mengekpresikan karakter Susannah, sealin itu film ini menceritakan
bagaimana perjuangan seorang gadis muda yang berjuang melawan penyakitnya, dan
bagaimana perjuangan orang tua menyembuhkan putri satu-satunya yang sakit, dari
film ini saya mendapatkan pelajaran bahwa kita sebagai pasien seharunya jeli
dan sabar, saya juga merekomendasikan film ini karena sangat bermanfaat apabila
disekitar kita ada kejadian yang sama dialami Susannah kita tidak boleh
menyimpulkan bahwa orang tersebut gila, kita tidak boleh menjauhi, justru kita
harus merangkul orang-orang yang memiliki penyakit seperti itu.
Terima Kasih..........
ayo segera bergabung dengan kami hanya dengan minimal deposit 20.000
ReplyDeletedapatkan bonus rollingan dana refferal ditunggu apa lagi
segera bergabung dengan kami di i*o*n*n*q*q